Thursday, 23 October 2025

Hal hal random yang membebani pikiran seperti biasa

Hai, apa kabar? Bagaimana hidup?

Mine? Saya sedang galau. Hahaha. Ada beberapa hal yang membebani pikiran saya dan tiba² saja jadi concern beberapa waktu belakangan.

1. Sebenarnya saya ingin menulis blogpost terpisah soal ini, tapi ya sepertinya di sini sajalah sekalian. 

Ini tentang gelar baru saya. DOKTOR. HAHAHAHAHA. DENGAN CAPSLOCK 🤣🤣🤣

Well, entah perasaan apa ini, tapi saya belum pernah merasakannya sebelumnya. 

Jadi beberapa waktu terakhir, setelah saya resmi lulus dan menyandang gelar Dr. di depan nama saya, entah tapi ada perasaan bangggaaaaaa sekali 🥹🥹 bukan kebanggaan untuk dipamerkan ke orang lain. Tapi saya bangga benar² bangga ke diri sendiri, saya mampu menyematkan gelar Dr di depan nama saya dengan usaha saya sendiri 😭😭😭

Dulu waktu S1 S2 saya ngga pernah sebangga ini. Bahkan saat sebelum menikah pun saya dengan sungguh² minta kepada suami untuk tidak mencantumkan gelar di depan nama, simply karena saya merasa saya adalah saya. Gelar saya tidak mendefinisikan saya. 

Tapi kali ini bedaaa 😭😭😭😭

Rasanya gelar saya yang sekarang mendefinisikan perjuangan saya yang gedabrukan selama masa kuliah 4 tahun itu 😭😭😭

Saya bangga sekali saya bisa melalui covid, keguguran, hamil beresiko, melahirkan, mengasuh toddler dan bayi, publish Q1 dan Q2, sukses menaklukkan penguji di ujian terbuka. 

Saya bangggaaaa dengan perjuangan yang se berdarah² itu 😭😭😭


Saya bangga saya mampu melalui ujian fisik, mental, finansial intelektual, huhuhu 😭😭😭

Rasanya kaya pakaian digiling di mesin cuci, diperas, dan lulus adalah perasaan yang seperti baju baru kering yang ringan dan terasa hangat 😭😭😭

Maaf, tapi saya suka sekali mebulis Dr. di depan nama saya 🥹 itu menggambarkan keberhasilan dan mimpi² tidak mungkin yang sebelumnya ya memang tidak mungkin 🥹

Oke sudahi banggamu!

2. Saya galau. Paska lulus saya harus ada ika$#n d##@$. Saya tidak apa² sebenarnya. Tapi kondisi ekonomi sekarang yang serba sulit, lokasi kerja berlainan kota, itu benar² buat saya.... Secara finansial dan waktu... Gampangnya saya rugi waktu dan biaya. Apa yang saya dapat sebenarnya tidak sebanding. 

Saya suka tempat saya. Cinta sekali malahan. Saya sebenarnya berharap mereka bisa memiliki skema yang ditawarkan yang lebih baik dari ini. Tapi apa yang mereka tawarkan sungguh melukai harga diri saya 🤣🤣😭😭

Saya kira saya tidak berlebihan soal ini. 

Entahlah, saya pikir saya sudah mantap kali ini. Mungkin memang saya harus mencari tempat berlabuh lain yang saya kira itu tidak gampang. 

Tapi... mungkin saya butuh validasi dulu.. 

Saya benci terikat dan diikat, kecuali ikatan pernikahan. Hahaha. Apalagi ikatan ini seolah² kedirian saya dibeli dengan beberapa rupiah, dan dalam waktu tertentu artinya saya harus mengabdi karena saya sudah "dibeli". Sial! Saya benci sekali perasaan ini!

3. Sepertinya saya harus melakukan rencana B. Mencari tempat baru. Bukan hal mudah, tapi pasti bisa dilalui.. 

Bismillah..

Doakan saya bisa mendapat tempat yang baik ya, di unair gitu misalnya, hahahhaa 🤣🤣🤣😍😍😍🤭🤭 aaminnn paling kenceng 😁😁

Sunday, 5 October 2025

berbeda

Hai, apa kabar? 

Entah mengapa saya tidak berkeinginan bercerita tentang selesainya studi saya di sini. Mungkin belum. 

Saya sedang sakit. Mungkin hanya flu, tapi entah kenapa drama sekali. 

Jika ada jokes yang bilang cowo demam dikit sudah nulis surat wasiat, maka cowo itu adalah saya. 

Ya saya paham saya berlebihan. 

1 minggu kemarin saya diwajibkan kembali ke kampus asal. Baru sehari masuk, sudah tumbang saya. Dan rasanya parah sekali. 

Mungkin karena cuaca Surabaya yang naudzubillah. Bisa jadi. Mungkin karena saya sedang kurang fit. Bisa jadi. 

Tapi yang pasti kondisi saya paska melahirkan anak kedua kemarin memang beda sekali. Rasanya saya beneran jompo. Kadang mikir, jadi perempuan gini amat ya :') 

Anyway, dari sakit ini sebenarnya saya rasanya sudah fix sekali ingin mencari tempat ngajar yang lebih dekat. Tapi.. sementara ini tawaran² yang muncul adalah dari kampus yang terafiliasi pes*****n. Mulanya saya baik² saja dan saya pikir biasa saja ya kan. Tapi kemudian hari ini saya membaca cuitan seorang yang disebut gus tapi cak itu. Miris sekali. Seketika itu pula rasanya tekad saya bulat, saya ngajar di kampus umum saja. Saya sepertinya tidak akan cocok dengan ritus² yang umum di lingkungan teraebut. 

Saya pun ingat kenapa saya resign dari pekerjaan pertama saya padahal enak banget. Ya karena saya tidak tahan dan muak melihat ritus² kore* pabrik yang masya Allah.. 

Dan saya tidak mau mengulang fase itu. 

Anyway, ada banyak to do list yang semuanya amburadul. Antar dot tidak saling terkoneksi. Sama seperti hidup saya paska sekolah. Amburadul. Hahaha. Saya merasa kosong dan aneh sekali! Saya seperti kehilangan arah, jujur 😭 

Sudahlah. Semoga saya segera sehat. Anak saya segera sehat. Saya bisa menemukan nyawa saya kembali di kampus.