Sunday 23 August 2020

Person - Personal




 

jadi, apa kabar? hahaha..saya kembali lagi 😊


dua hari terakhir, saya overthinking parah. ada banyak hal dalam kepala saya yang tidak bisa saya selesaikan. tidak bisa tidur dua hari benar-benar membuat saya mual.


lalu kemudian, blog om warm tiba-tiba muncul di feed twitter. lama tidak berkunjung ke sana. tampilannya berubah. mirip dengan tampilan philosofay berpuluh tahun lalu. dan itu beneran bikin saya kangen nulis di sini. 


ada banyak hal yang menghalagi saya menulis sebenarnya. tentu saja, halangan itu murni muncul dari diri saya sendiri, dan kekhawatiran-kekhawatiran saya. banyak di antaranya adalah karena pernikahan. saya masih menganggap, seorang yang sudah menikah seharusnya memang tidak mengumbar-umbar apa yang dirasakan di luar, terutama di sosial media. tahu sendirilah, banyak predator perasaan. hahaha. tapi bukan itu. ini masalah kepantasan saja. menurut saya memang tidak pantas mengumbar-umbar perasaan di luar.


masalahnya, saya tidak bisa. hahahaha.. buktinya, saya masih update status twitter tiap hari. ngeluh dan sambat sana sini. 


lalu kemudian, saya sampai pada pemahaman, menikah adalah menikah. ada banyak hal yang memang menjadi dan dijadikan satu. pandangan, gaya hidup, pola makan, cara pikir, cara berpakaian, dan banyak hal lain yang itu subyektif sekali. tiap pasangan punya kriteria masing-masing, hal-hal mana saja yang mereka kompromikan dan mereka satukan. 

-tapi ada juga hal-hal yang sifatnya adalah person. personal. pribadi. mau menikah, mau belum, ada hal-hal yang memang adalah sesuatu yang menempel pada orang tersebut. dan hal itulah yang membentuk kedirian si orang tadi, terlepas statusnya. 


bagi saya, mungkin (karena bisa jadi saya salah), adalah dengan menulis di sini. menulis di sini, membantu agar benang di kepala saya tidak kusut. membantu mengurai banyak hal yang saya hancurkan sendirian. karena memang itu adalah saya. dan ini bukan berarti pasangan saya tidak mau mendengar saya atau bagaimana. tidak. dia sempurna. tapi ya tetap, ada hal-hal yang ternyata sifatnya personal dan itulah bagian dari diri kita.


jadi mungkin, akan ada waktu di mana saya akan meracau lagi di sini. ya, karena saya membutuhkannya. karena ini bagian dari saya, itu saja, bukan alasan lainnya.


lalu kembali ke overthinking yang membuat saya mual luar biasa.


jadi, karena dari awal saya memang punya keinginan kuat untuk berjualan, saya memutuskan untuk serius berjualan online. bikin toko, kulakan, promosi. saya suka berjualan. saya cinta jualan. saya suka setiap kali packing. saya suka mendapat pesanan. saya suka mendapat review positif. saya suka bikin kata-kata buat promosi. saya suka melakukan itu semua. 


tapi sepertinya kesukaan itu mengambil alih waktu saya. saya tidak bisa lepas dari hape. hati saya berdebar, harap-harap cemas, menanti dan mengawasi engagement 24 jam sehari, fafa tidak saya gubris, sampai dia pun ikut-ikutan melebihi jam main hape. 


ini salah. dan harus dihentikan.


padahal, saya baru saja sangat menikmatinya. rasanya seperti pisah pas cinta-cintanya. kowe lungo pas aku sayang sayange.. hahahaha


tapi, ya sudahlah. saya dulu pernah jualan batik. dan sebenarnya menguntungkan dan menyenangkan. lalu saya berhenti begitu saja. nampaknya saya lupa, saya menghentikan aktivitas itu pun karena alasan yang sama. 


mungkin jualan memang belum bisa saya lakukan. ya sudah, kita postpone saja dulu. mari selesaikan kewajiban yang memang sudah di depan mata. mari menyayangi fafa dengan sepenuhnya, toh, momen ini ngga akan datang selamanya. sementara uang akan selalu bisa dicari.


baiklah, kita berhenti dulu ya. (sedih)