Monday, 20 January 2025

la la land

Saya baru tahu, makan siang bareng saat kerja damage-nya bisa sedahsyat itu!

Yak, saya jadi jatuh cinta berkali kali pada suami gara² beberapa waktu belakangan kami sering menyempatkan untuk makan siang bersama, berdua saja. Dia jemput saya di Tomoro, si Ibrit ditinggal di sana sebentar, lalu kita ngengggg, berkencan. Hahahaha 🤣♥️

Saya baru tau, quality time berdua memang penting ya. Tapi terlepas dari itu, timing dan tempat juga mempengaruhi sekali. Maksud saya, menyenangkan sekali break dari kerjaan, kemudian bertemu sejenak dengan our loved ones, bercerita singkat, satu dua pitch guyonan atau gosip singkat, makan enak, lalu kembali lagi ke kewajiban masing². Itu menyenangkan sekali ♥️ 

Well ini juga jadi hal yang saya syukuri. Dulu, jangankan makan siang bersama, ketemu aja cuman dapet pagi banget atau malam banget. Studi lanjut ini walaupun di satu sisi bikin stress berkepanjangan, bikin jadi jelek dan ubanan; tapi di sisi lain merekatkan banyak hal. Membuat banyal hal yang tidak mungkin menjadi mungkin. Lunch bareng suami, jemput anak, jajan di Indomaret bareng anak setelah dia sekolah, jalan² sore sambil sepedaan roda 4 sama bayi sambil lihat kambing atau ngejar kucing. 

Its a wonderful life, indeed ♥️

In frame: ini namanya Bakso Lala. Sebagai certified ahli bakso, ini saya nobatkan sebagai bakso paling enak se Mojokerto kota 💥💥

Sunday, 12 January 2025

sobbing!

Saya sebenarnya hanya pengen nangis. Saya masih teringat email yang saya terima beserta perasaan perasaan yang benar benar seperti diaduk. 

Saya hanya menyandarkan kepala saya di laptop. Saya tidak bisa mengerjakan review ini. Saya hanya ingin menangis. 

terima kasih sudah membuat saya merasa berharga

Adalah bohong ketika kita terus menerus menerima penolakan dan hati kita akan baik² saja. Saya salah satunya. Sebenarnya saya sudah sampai pada tahap ingin menemui psikiater saking merasa tidak berharganya saya :')

Banyak sekali hal yang membuat saya sedih. Banyak hal yang membuat saya mempertanyakan kedirian saya. Banyak hal yang membuat saya bertanya apakah saya layak? Apakah yang saya lakukan memang benar? Apakah saya berharga? Dan banyak pertanyaan lain yang membuat sesak dada. Membuat saya tidak bisa tidur tiap malam :') Membuat saya binge eating :') 

Saya sudah seburuk itu :')

Saya memang berencana menulis yang baik², berbuat yang baik², berkata yang baik², mencoba berpikir yang baik². Tapi tetap, yang namanya luka yang tidak diobati akan selalu ada, kan? Akan selalu sakit kalau disentuh :')

Lalu hari ini email itu datang. Paper yang sempat saya presentasikan masuk dalam list untuk dipublikasikan menjadi buku dengan penerbit internasional :')

Saya nangis :')

Nangis sejadi²nya :')


Selama ini saya hidup dalam perasaan rendah diri. Artikel saya ditolak di sana sini. Topik disertasi saya tidak menarik menurut promotor saya. Ketika sidang pun saya diserang di sana sini seolah membuat disertasi itu tidak butuh effort apa apa. Serangan personal juga saya terima. Saya merasa.. saya merasa sangat tidak berharga sekali. Apa yang saya lakukan juga rasanya seperti remeh sekali. Tak sekalipun saya menerima pujian atas apa yang telah saya lakukan. 

Saya rapuh. 

Saya benar² sudah tidak punya muka. 

Dan email ini benar² mengembalikan harga diri saya. Bahwa saya masih berharga. Bahwa saya masih bisa. Bahwa saya masih pintar. Bahwa otak saya masih bisa diajak bekerja. Bahwa saya bisa berkomunikasi dengan baik. 

Ya Allah :')

Rasanya berat sekali :')
. .


Terlepas dari itu semua, saya tidak ingin ada orang lain mengalami seperti saya. Saya tidak ingin ada orang yang tercerabut cahaya di matanya karena dia merasa tidak berharga. 

Saya ingin menjadi seperti orang yang mengirimkan email ini. Saya ingin menjadi orang yang percaya kebaikan dan kemampuan orang lain. Saya ingin menjadi orang yang selalu memberikan pujian. 


Saya tidak ingin ada orang yang berakhir seperti saya :')


Tuesday, 7 January 2025

Di reject reject dahulu, di accept Q1 kemudian (Aamin)

Hawa negatif sedang menyelimuti saya. Bagaimanapun juga penolakan 7 kali berturut turut itu menyakitkan hahaha. 

Saya sedang di Tomoro lagi pagi ini. Membuat artikel baru karena saya cemas luar biasa. Saya takut artikel saya tidak akan accepted. Ahhh menyebalkan sekali perasaan ini. 

Sudah ada 2 artikel yang sedang tahap review. 1 di Q1, 1 lagi di Q3 dan sedang menunggu editor desk evaluation untuk Q1. Saya tidak nyaman sekali dengan kondisi ini. Maksud saya artikel saya di Q3 yang sedang di review itu memang saya sebar ke mana². Dan itulah, 7 penolakan yang saya terima. Sedih sekali rasanya. 

Saya sudah membuat artikel baru lagi. Hasilnya bagus banget sebenarnya. Tapi entahlah rasanya tidak punya energi untuk melakukannya. Tidak punya energi untuk mrnuliskannya. Takut ditolak lagi. Takut gagal lagi. Huhuhu saya pengen nangis 😭😭

Tapi ya, mumpung masih sehat ini. Nanti kalau sakit malah bakal sedih berlipat² karena ga bisa ngapa²in kan ya? Ditolak lagi ya gapapa sih. Memang artinya apa yang kita buat masih di bawah standard artinya, ya walaupun kita mengerjakannya sambil berdarah² hahaha. Tapi ya sudahlah, sudah Januari ini. Waktu semakin sedikit. Saya ngga ingin bayar SPP pakai uang pribadi. Saya harus lulus. Paling ngga Juni nanti. 


Jadi, ngga papa, sambatlah. 


Tapi ingatlah variabel kesehatan yang sangat sangat signifikan itu. Juga variabel kontrol bernama waktu itu. Ngga ada alasan untuk ngga mengerjakannya 🥲

Sunday, 5 January 2025

sambat woman

Halo, saya boleh sambat ya?

Jadi, penolakan2 dari jurnal itu sebenarnya melelahkan sekali. Menulis artikel tidak pernah semudah itu. Submit artikel tidak pernah semudah itu. 

Ketika menulis, ada proses sintesa, antitesa, hipotesa, resintesa. Itu proses yang luar biasa panjang. Mencari satu persatu artikel dari sekian ribu atau sekian ratus artikel. Memilah mana yang sesuai atau tidak. Mencari kata kunci satu persatu. Mencatat. Menemukan gap. Mencari hal penting. Mensintesiskannya. Ya Allah itu proses panjang sekali 😭

Pun dengan submit artikel. Ada banyak template yang harus kita sesuaikan, jumlah kata yang harus sesuai dengan aturan masing masing jurnal yang artinya bisa menambah analisa atau bahkan memangkasnya habis²an. Itu bukan hal mudah 😭😭 Belum lagi sistem submisi tiap jurnal yang berbeda. Waktu pengambilan keputusan, dan banyaaaakkkk lainnya 😭😭😭

Lalu, kemarin ini adalah penolakan ke 6 yang saya terima. Saya sakit hati sebenarnya 😭 saya capeee kapan artikel saya bisa accepted di Q1 😭😭😭


Lalu ini tadi saya coba bikin artikel baru. Iseng nyoba call for paper BI karena saya pengen dapat uang dan liburan ke Bali gratis 🤣🤣 Tapi ya begitu. Memulai dati awal itu rasanyaaaa 😭😭😭


Tapi ya sudahlah. Ada banyak PR artikel yang harus diselesaikan. Semoga mood dan kewarasan dan kesehatan tetap terjaga. 

Eiya bicara kesehatan, baiknya segera saya kebut sih ini semua. Kita ngga pernah tau apa yang akan kita alami besok atau lusa. Jadi sebaiknya dikebutt saja semuaa.

Anyway, ini list artikel yang harus selesai

1. Buku political marketing. Sebelum Jan 10
2. Artikel BI. Sebelum Jan 20
3. Revisi artikel yang ke reject 6x. Sebelum Jan 31
4. Revisi artikel Systematic literature review Brand Image. Sebelum Jan 31


Baiklah. Mumpung sehat dan mampu mari kerjakan!

Friday, 3 January 2025

break me like a promise, so casually cool in the name of being honest

Saya melanggar janji kepada diri saya sendiri pagi ini. Saya menangis. Sialan. Tuh kan. Saya sedang berusaha tidak mengumpat dan tidak marah² tapi gagal. 

Penyebabnya adalah Daily Dose of Sunshine. Tepatnya scene sialan ini! Sial, saya terus menangis!

Scene lain hanya membuat sesak. Tapi scene ini membuat saya tidak bisa berhenti membendung air mata saya!

Wednesday, 1 January 2025

Bukan resolusi

Tiba² saja terpikir hal² yang ingin saya lakukan di masa depan. Ini bukan resolusi, hanya hal² yang saya harap bisa saya lakukan. 

1. Journaling
2. 1 pengetahuan 1 hari dan itu dicatat ditulus tangan
3. Bikin konten. Hahaha. I seriously really wanted to be a content creator 🤣🤣 Konten tentang hal yang tidak saya kuasai tapi ingin saya kuasai. Biar sekalian belajar 🤣
4. Jualan camilan. Gosshh. Jualan adalah hal yang paling ingin saya lakukan, tapi entah kenapa selalu berhenti di tengah jalan. Tbh, saya pengen punya toko camilan 🤣🤣 
5. Nuntasin course di coursera. Saya akan usahakan untuk berkomitmen 
6. Perbaiki profil linkedin
7. Jualan di etsy (kemarin di thread ada sih ide jualan untuk orang² ga punya bakat spt saya 🤣)
8. Nyetir mobilll. Walaupun keinginan ini perlahan menghilang seiring berjalannya waktu 🤣🤣 Well, nyetirin Ibrit saja saya masih pleat pleot, apalagi mobil 😅 apalagi tiap liat jalanan Mjk Sby, rasanya kek enakan disupirin pak sopir Trans Jatim atau Sumber Kencono aja ya, lebih aman 😅 Perasaan ini jujur, semakin lama semakin besar 🫠

Ehh banyak ya keinginannya. Hahaha. I'll add more for sure. Hihihi.. Gpp juga sih, biar hidupnya berwarnya terus 🥰

Monday, 30 December 2024

chunk resolution

Hai. Beberapa jam lagi 2024 berakhir. Mari ucapkan terima kasih untuk hal hal baik dan hal yang baik sekali di tahun ini. Entah saya optimis tahun depan adalah tahun yang menyenangkan :)

Anyway, seperti biasa mari kita buat resolusi. Tapi kali ini saya ingin membuat resolusi bulanan saja. Biar gampang. 

Januari
.Sholat subuh
.Cuci piring sebelum tidur
.Bikin food diary


Bismillah semoga semuanya lebih menyenangkan ya tahun depan 🤗

Friday, 27 December 2024

Tomoro brings today

Saya pikir saya mendapat rejeki nomplok. Hati saya terasa penuh. Tapi berkali-kali saya cek mobile banking, tak ada perubahan nominal sepeser pun di sana 😅 Hanya gaji bulanan yang sudah dipotong sana sini karena sedang studi lanjut, tapi ya Alhamdulillah masih dapat gaji. 

Saya bahagia sekali. 

Bukan apa² tapi karena paling tidak hari ini saya berhasil menyelesaikan seperempat jalan dari paper ke 3 yang saya rencanakan 😆 Sebelumnya saya pesimis sekali. Saya merasa sudah buntu dan menyerah. Tapi mungkin efek percobaan berpura² bahagia nampaknya berhasil 🤣🤣

Tapi tentu saja, saya juga tidak boleh menafikkan peran Tomoro. Ah sudahlah, tempat nongkrong sehari-hari saya di sana itu menyenangkan sekali 😍😍

Jadi memang di kota kecil ini, bisa dikatakan sulit sekali menemukan tempat ngopi atau minum untuk perempuan yang buka pagi². Rata² hanya warkop² giras yang isinya laki² dan banyakan merokok semua itu. Padahal seringnya, waktu kosong perempuan adalah saat pagi, dan pada jam² tersebut hanya McD yang buka. 

Saya sempat menjadikan McD jujukan saya untuk bekerja. Tapi karena banyak alasan saya memutuskan untuk tidak langganan lagi di sana. Untungnya Tomoro buka di kota kecil ini. Awalnya saya skeptis, tapi ternyata, rasanya seperti jodoh, hahaha. Tempat ini memberikan rasa nyaman dan aman yang luar biasa. 

Tempatnya terdiri dari 2 bagian. Indoor dan outdoor. 

Saat pagi, waktunya ibu² keluar setelah mengantar anak sekolah, bagian indoor akan penuh dengan perempuan ber laptop atau yang membawa anak. Semua hanya peduli dengan dirinya dan abai dengan orang lain. Ini menyenangkannn sekali. Somehow, mungkin pada titik dan tempat yang sama, perempuan merasakan hal yang serupa. SAYA HANYA INGIN BERSAMA DIRI SAYA SENDIRI. Maka, hanya akan ada mbak² dan ibu² dan kumpulan mbak² dan ibu² yang minding their own business. Belum pernah selama saya di sini saya lihat orang kepo 😅😅

Sementara bagian luar biasanya diisi bapak² atau mas² merokok. Dan kami semua benar² hanya peduli dengan diri kami sendiri. Menyenangkan sekali tempat ini. 

Tempat ini suatu saat akan menjadi tempat yang paling saya kenang karena sudah membersamai saya setiap pagi. Membantu saya menulis disertasi dan menghasilkan 3 insya Allah 4 artikel dalam 1 tahun terakhir, yanh semoga publish di jurnal internasional bereputasi semua. Aamin 🥰🥰🥰

Btw ini sneak peak Tomoro kesayangan saya 🥰

Thursday, 26 December 2024

afirmasi positif

I used to be that very positive person. I know. 

Lifes change. People change. And the mind swapped. 

Saya kemudian menjadi manusia yang negatif sekali. Dengan pembenaran bahwa: lebih baik nyinyir duluan daripada kecewa dan sakit hati. 

Lalu saya tiba pada masa di mana saya jengah dan lelah sekali. Kepala saya dipenuhi pikiran pikiran buruk, kecemasan, kekhawatiran, banyak hal negatif di dalamnya. Saya lupa apa itu tersenyum. Garis senyum di wajah saya hilang, padahal senyum itu dulu yang membuat saya selalu cantik! Bahkan suatu ketika Nissa bertanya: Kamu bahagia, Fay? Saya hanya mengedikkan bahu. 

Saya baca satu persatu artikel tentang apa yang saya alami. Haha, somehow saya bersyukur dengan kebiasaan membaca artikel jurnal ini. Apapun saya validasi ulang termasuk sumber jurnalnya, predatori atau nggak 🤣

Saya akhirnya menemukan bahwa kebutuhan validasi eksternal saya terlalu besar. Terlalu besar energi saya saya habiskan di situ. Pada porsi yang pas mungkin itu baik. Tapi ketika sudah berlebihan, saya tahu ada yang harus diubah. 

Well, entah berapa banyak kata berubah di blog ini, tapi semuanya seolah omong kosong belaka. However, saya percaya semuanya adalah proses. Saya sedang berupaya memproses semua. Saya ingin menjadi lebih baik untuk diri saya sendiri, dan kembali mencintai diri sendiri dengan ugal²an (percayalah itu berat!). 

Kembali tentang validasi eksternal, ada satu artikel yang membuat saya makdheg. Ya, di artikel itu disampaikan bahwa ada proses panjang jika itu berkaitan dengan perubahan. Niat yang mantap saja tidak cukup. Karena itu, lakukan sedikit demi sedikit. Satu satu saja yang paling mudah dulu. Paling penting menumbuhkan kepercayaan diri bahwa kita bisa melakukannya. 

Dari sekian banyak saran, saya memilih untuk memcoba lagi mengisi diri saya dengan afirmasi² positif. Saya ingin menulis tulisan yang positif. Saya ingin membuat gratitude jurnal. Dan akan saya matikan semua hal yang bernada negatif. Saya akan melakukannya perlahan. Semoga saya bisa! Semoga saya berhasil!