Sunday 28 November 2021

Peran

Berada pada titik ini, kadang saya lelah. Penat sekali. 

Menjadi ibu, bekerja dari rumah, tugas tugas kuliah, kewajiban rumah, keinginan diri sendiri, semuanya bergelut setiap hari meminta didahulukan dan diselesaikan. Kadang kalau mikir berasa sudah ngga sanggup saja.

Saya tahu ada yang namanya prioritas. Tapi sulit bagi saya memilih satu paling oenting diantara semuanya. Bagi saya semuanya penting. 

Kadang menghadapi bayi 3 tahun ini melelahkan sekali. Drama setiap hari. Kesabaran yang harus terus dan terus dipupuk ga boleh mati. Kalaupun mati ya harus dipaksa hidup lagi. Kadang seolah apa yang saya lakukan tidak pernah cukup, dan selalu salah, dan saya tidak boleh protes tentu saja 😢 harus menyadari bahwa dia adalah bayi dan belum paham apa apa, dan ibunya harus dan harus mengalah.

Apakah lelah?

Sangat. Sangat. 😭😭😭😭

Kadang pengen nangis banget. Nangis seharian saja. Nangis tok. Bukan untuk menyesali nasib atau apalah, tapi ya karena lelah. Lelah sangat 😭

Apalagi kalau sudah kena deadline kerjaan dan tugas kuliah. Jam kerja saya hancur. Tugas kuliah yang seabrek tidak pernah berhenti. Kadang rasanya pengen menghentikan semua saja saking lelahnya 😭😭😭

Saya paham ini fase. Tapi ini adalah fase paling melelahkan fisik saya. Setiap hari rasanya bangun dengan.. ah..

Kadang lelah juga dengan terus berada di rumah. Saya kangen berkegiatan di luar. Saya kangen perawatan 😭😭 Saya kangen memakai pakaian bagus, pakai parfum yang decent, bukan pakaian gombrong ibu ibu yang jelek 😭😭😭

Lha kenapa ngga melakukannya? Saya sudah lelah melakukan semu kegiatan sampai kadang memilih baju saja malas. Sampai bedak saja ngga punya saking mikir halah buat apa 😭

Kadang pengen banget balik seperti dulu. Being here, stuck di rumah, berasa seperti katak dalam tempurung. 

Tapi saya juga ngga mau keluar keluar terus kaya dulu. 

Saya pengen banget semua bisa berjalan sesuai rencana yang ada di kepala saya. Setiap harinya. Tapi ya mana bisa 😭😭😭😭


Wednesday 17 November 2021

Go Back to November

Pagi itu, 5 tahun lalu dia membuat status BBM (yha, BBM 😅😂) katanya pengen nonton Hackshaw Ridge. Saya iseng saja reply statusnya : Eh iya katanya film itu bagus. Lalu saya lupa detailnya, akhirnya kita janjian nonton.

Saya ada kelas sore malam itu. Artinya selesai ngajar pkl 17.30. Saya masih pakai hp LG G2 mini kesayangan yang sudah almarhum, dan waktu itu mulai sekarat. 

Pagi janjian, sore ngga ngehubungin lagi. Jam 15.00 hp saya mati dan saya juga abai. Karena saya pikir juga dia tidak akan datang. Saya pikir polanya akan sama. Muncul lalu hilang tiba-tiba. Jadi saya tidak berharap banyak. Hp mati pun juga saya tidak ambil pusing. Tak akan ada informasi penting juga ini. 

Saya sampai kosan pkl 17.50an. Bebersih sebentar. Membuka bekal mi yang saya masak dengan telur utuh. Porsinya banyak sekali. Saya ingat saya belum sempat makan seharian itu. Saya lapar. Sambil makan, handphone saya isi daya. Dan terbitlah sebuah pesan : Aku sudah di cito. Ada jam 6 nih, tapi ngga nutut ya kayaknya. Yang jam setengah 9 gapapa?

Seingat saya begitulah pesannya. 

Saya gupuh. Langsung buru-buru mandi, habisin makanan, nyari baju yang pantes, nyengklak Ibrit fan berangkat ke Cito.

Sampai sana pkl 19.00 lebih. Dia sudah di Surabaya mulai pkl 16.00. Dia nonton beberapa film untuk menunggu saya. Jam 19.30 dia beres nonton. Dia beli tiket. Memilihkan tempat duduk yang pas, ngobrol sebentar sampai film dimulai. 

Film selesai malam sekali. Dia mengantar saya pulang. Mengajak makan walaupun sebenarnya saya masih kenyang. Kami makan di KFC. Menanyakan apa yang ingin saya makan. Membayar semua, membawakan baki makanan. 

It was one of the best night I had.

Waktu itu entah bagaimana saya tiba-tiba merasa saja kalau he's the one. Dia sebenarnya tidak banyak bicara. Dia juga bukan orang yang punya selera humor yang bagus. Berada di dekatnya membuat saya canggung. Tapi saya tahu kalau dia adalah orangnya. Entah bagaimana.

Saya ingat banget saya pernah posting tentang ini. Postingan yang sudah saya hapus. Saya ingat sekali om warm pun pernah komen : wah selamat ya. Akhirnya. 

Hahahaha

Entahlah, it was good old days.. 🙂

Sampai saat ini saya masih mensyukuri hari itu. Saya mensyukuri dia yang tidak pernah mundur. Saya mensyukuri dia yang tidak banyak bicara tapi benar benar konsisten dengan apa yang dia sampaikan. 

Bahkan kata kata pertama yang dia sampaikan saat pertama bertemu, sampai sekarang masih dia lakukan. Masih dia buktikan.

'kalau mau kemana mana bilang saja, nanti aku antar'

Sampai sekarang dia masih melakukannya. Saya tidak pernah kemanapun sendirian. Dia tidak pernah membiarkan.

Catwomanizer satu waktu pernah bilang, bahwa kesesuaian love language akan menjamin hubungan yang lama. 

Menurut saya tidak. Kami benar-benar berbeda dalam banyak hal. Saya orang yang suka banget ngomongin apapun. Sementara dia tidak. Dia punya act of service sebagai love language nya sementara saya sebenarnya lebih ke afirmasi. Dua hal yang tidak pernah bertemu. 

Tapi apakah itu membuat kami semakin menjauh?

Nyatanya tidak. Nyatanya saya makin hari makin cinta. Hahahaha. Meskipun dalam beberapa hal dia menyebalkan, tapi dalam banyak hal lain, dia yang paling baik. Paling baik banget. 

I thanked my lucky star for that night ~

Kami masih punya banyak hal yang ingin kami raih bersama. Masih pengen nutup hutang KPR, masih pengen nabung buat DP beli mobil pertama kami (hahaha), masih pengen hutang di bank lagi mungkin 5 tahun lagi nanti buat renovasi rumah, bikin kamar yang luas buat kami bekerja, bikin kamar atas dan balkon buat anak kami di atas. Hahaha.. Kami masih ingin sangat saling mencintai dalam cicilan 😅🤭

Anyway, meskipun saya tahu dia tidak pernah ke sini, saya harap, meskipun saya memang menyebalkan luar biasa, dia paham kalau saya sayaaangg sekali sama laki laki ini. Cinta sekali laki laki ini. 🥰

Selamat 5 tahun kencan pertama sayang. I love you 🥰🤭🤗