Tuesday 5 September 2023

Tentang Filosofia

Seperti yang saya ulang sebelum sebelumnya, kehamilan kali ini berbeda sekali. Saya yang berpikir bisa hamil sambil menyelesaikan disertasi, nyatanya saya harus lagi dan lagi dibuat sadar, kalau manusia itu tidak punya kuasa apapun. 

Saya harus bedrest sejak day 1 selepas berkunjung ke obgyn. Tidak bisa makan, minum, keliyengan, berada di tempat tidur seharian, selama hampir 7 bulan. Saya benar-benar tidak mampu memegang berkas disertasi saya, tidak bisa review jurnal, tidak bisa berpikir, dan semuanya. Sampai sini sudah jelas kan bagaimana rencana saya berjalan? 😅

Awal bulan ke 8 kondisi saya membaik. Saya nekat mengikuti workshop menulis buku karena saya yakin saya sudah baik-baik saja dan percaya selamanya akan demikian. 

Tapi ya tentu saja, saya ditapuk lagi sama Hidup 😬🙏🏻

Saat kontrol ke obgyn, obgyn saya bilang ada indikasi plasenta saya bermasalah dan jika memang demikian maka saya harus dioperasi di Surabaya, karena belum ada RS di Mojokerto yang sanggup melakukannya. Resikonya terlalu besar. Operasinya akan melibatkan banyak dokter termasuk kemungkinan kehilangan darah berliter liter. dan bahkan kehilangan rahim saya. anda bisa bayangkan perasaan saya waktu itu, kan? :)

Maka kemudian saya dirujuk untuk melakukan USG fetomaternal untuk memastikan kondisi saya. 

Bayangkan, hamil dengan perut luar biasa besar 8 bulan, kloyongan ke Surabaya naik kereta ☺️ benar-benar pengalaman baru yang lain dari yang lain ☺️

Kunjungan pertama menunjukkan kalau Alhamdulillah tidak ada masalah pada plasenta. Tapi obgyn pertama tetap menyarankan harus dilihat lebih mendalam lagi. Pun obgyn pertama Surabaya bilang, justru masalahnya kemungkinan ada pada janin saya. 

Saya ingat bagaimana saya saat itu. Rasanya bingung sekali. Saya menangis tiap malam. Saya tidak tahu saya harus bagaimana. Saya tidak yakin saya siap dan kuat. 

Kunjungan kedua untuk memastikan keduanya. Kondisi plasenta dan janin saya. Obgyn ke dua tidak berani memberikan garansi kesehatan kehamilan saya. Semuanya abu-abu. 

Kunjungan ketiga, adalah memastikan bahwa saya bisa lahiran di Mojokerto. 

Proses berjalan 3 minggu itu rasanya menguras hati, kepala dan semua yang saya punya. Saya tidak pernah seputus asa itu. Saya tidak pernah semenyerah itu. 

Lalu entah dari mana, tiba-tiba saja saya pasrah. Saya benar-benar yang pasrah. Saya akui saya terlalu sombong menjadi manusia. Meyakini bahwa semua akan berjalan sesuai rencana, padahal toh saya ini cuman apa, saya punya apa? Punya kuasa apa bahkan atas hidup saya sendiri? 

Kemudian tiba-tiba saja semua doa saya berubah. Saya hanya minta dikuatkan untuk apapun yang akan terjadi pada saya. Saya sudah tidak lagi menuntut dan meyakini apapun semau saya. Saya hanya pasrah dan berharap dikuatkan, itu saja 🥺

Singkatnya, akhirnya bayi saya lahir. Alhamdulillah saya dan bayi insya Allah sehat sehat semua tidak kurang suatu apapun 🥺 

Dan saya beri nama bayi saya Filosofia. Selain itu sebagai representasi filosofay, saya merasa bayi saya adalah representasi dari sebuah perjalanan yang sangat panjang. perjalanan menemukan kebijaksanaan. seperti namanya, Filosofia, mencintai kebijaksanaan :)

Keberadaan Filosofia benar-benar memberikan saya nafas baru. entah, sekarang saya memandang semuanya jauh lebih ringan (walaupun kadang tidak). namun, saya percaya ada Kuasa besar yang bekerja. dan apapun yang terjadi saya hanya ingin dikuatkan saja. apapun yang terjadi adalah yang terbaik, sudah itu saja. 

sudahlah, saya bingung akan menulis apa. Filosofoa juga sedang kurang sehat. dan sesungguhnya ini ditulis pada hari yang berbeda, jadi saya kehilangan feel menulis ini. 

ah ya, satu hal lagi yang diajarkan Filosofia, di atas itu semua, hal paling penting daripada apapun adalah: Kesehatan :') 






2 comments:

  1. Smoga takdir baik selalu bersama kalian ya, dan ah filosofia— nama yg cantik

    ReplyDelete
  2. Aduh, lupa kasih identitas komentar hehe — pokoknya smoga semua rencana baik berjalan baik & berakhir dg tak kalah baik pula

    -warm-

    ReplyDelete