Wednesday 12 October 2022

Goodbye to Goodbye

Drama ini menceritakan kehidupan. Pernikahan, perselingkuhan, perceraian, hamil di luar nikah. Hehe ga ada bagusnya ya😅 Tapi sungguh, ini drama yang luar biasa bagus. Ditulis dari lebih banyak sudut pandang perempuan dan sedikit pov laki-laki.

Ceritanya tentang seorang perempuan yang tidak mau bercerai selepas mengetahui suaminya berselingkuh dan punya anak dengan rekan kerjanya. Dia tidak mau bercerai karena nantinya dia tidak akan dapat apa-apa. Tidak ada tunjangan, suami hilang, tidak dapat apapun. Oleh karena itu dia bertahan di rumah mereka dan menutup diri dari siapapun karena malu. Anak si perempuan ini sudah kuliah, laki-laki, membenci ibunya karena dia pikir ibunya adalah penyebab perceraian, dan kemudian dia menghamili pacarnya.

Singkat cerita, pacar si anak yang hamil tadi, karena tidak tahu harus pergi ke mana, dia malah pergi ke rumah ibu si pacar (wanita yang tidak mau bercerai tadi). 

Drama dimulai di sini. 

Ternyata si anak perempuan, sebut saja calon mantu tadi, dia menemukan sosok Ibu di diri calon mertuanya. Dan si perempuan yang tidak mau bercerai tadi, si calon mertua, menemukan sosok anak di sisi calon mantunya. Drama berputar di sini kemudian.

Mbulet ya. Hahaha

Tapi sungguh drama ini baguuusss sekali. Saya relate sekali dengan perempuan yang tidak mau bercerai itu tadi. Dia sebelumnya adalah perempuan sukses, karirnya cemerlang, pintar, tapi semenjak menikah dia memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga. Mentasbihkan dirinya sebagai istri dan ibu. Namun justru, ketika dia sudah melepaskan kediriannya, perannya sebagai istri dan ibu pun gagal 😢

Perempuan ini menutup diri. Dia malu. Pada banyak dialog dia seperti menyampaikan banyak hal isi hati saya. Hahaha. Pada banyak dialog saya dibikin nangis tersedu-sedu. Dia merasa telah terisolasi. Dan saya pun demikian. Saya merasa ada yang terenggut dari saya. 



Beberapa waktu lalu ada tawaran dari kampus untuk ke Malaysia. Meskipun harus ada seleksi, saya percaya diri sekali bisa lolos seleksinya. Tapi saya urungkan niat saya. Saya harus sadar diri, selain menjadi saya, saya juga Ibu yang dibutuhkan anak. Meninggalkan anak selama 5 hari apa mungkin? :') Bukan suami tidak mau menjaga anak tentu saja, masalahnya maukah anak hanya berdua saja sama ayahnya? Bisa diduga jawabannya kan :')

Pada banyak titik saya merasa tidak adil. Coba kalau kesempatan itu datang untuk laki-laki. Tinggal berangkat aja kan :') Beda sekali dengan perempuan. 

Orang pun akan bilang, ah nanti pasti ada kesempatan lain. Ah nunggu anak besar saja. Tapi coba situasinya dibalik ke laki-laki. Pembenaran pembenaran macam ini apakah akan muncul? :')

Perempuan dalam drama Goodbye to Goodbye itu benar. Setelah kamu menikah dan punya anak, hidupmu bukanlah hidupmu lagi. :')


Ps. Sayangi istri2 Anda ya. Anda tidak tahu seberapa banyak yang sudah dia korbankan :')

0 comments:

Post a Comment