Monday 21 November 2022

Cool Kid

Saya selalu berpikir menjadi orang yang keren itu keren. Menjadi orang berprestasi itu menyenangkan. Menjadi yang nomor 1 itu keharusan.

Saya tidak menyalahkan siapapun atas kedirian saya menjai seorang bitchy ambis. Ambis yang paling ambis. 

Ya, I took everything as a competition. Saya suka merasa menang. Saya suka melakukan upaya yang seolah tidak mungkin, tapi saya berhasil melakukannya. Saya suka pujian. Saya suka dinilai atas kemampuan saya. Suka sekali. Sangat sangat suka. 


Tapi ya, seperti yang saya ceritakan lalu lalu. Toh saya cape hidup seperti itu. Saya lelah sekali. 

Dan hari ini kenapa saya menulis ini, simply karena salah satu rekan kantor yang seringkali dibandingkan dengan saya (kami sama-sama anak beasiswa kampus yang direkrut menjadi dosen. Dia laki-laki), akhirnya sudah menyelesaikan studinya di negara seberang. Tidak perlu saya tulis ya negara mana. Dia menyelesaikan stydinya saya yakin dengan sempurna. Entah berapa artikel Q1 berhasil dia terbitkan semasa dia studi. Dia pun pintar sekali bersosialisasi. Dan dia juga dekat dengan profesor yang saya menganggap beliau sebagai Ibu (tapi entah bagaimana beliau menganggap saya. Hehehe)

Jujur saya sempat menjadikannya acuan. Saya harus bisa seperti dia, saya harus lebih dari dia. Saya ngga mau kalah dari dia. I used to live that way. 

Tadi mendengar kabar dia lulus..

Kalau dulu mungkin saya dongkol. Merasa kok gini-gini aja. Padahal saya kuliah dalam negeri, dekat dengan keluarga, kok saya ngga bisa seberprestasi dia. Saya pasti sebal dengan diri saya sendiri. 

Tapi semenjak mulai bisa hidup selo, alhamdulilah sekali hari ini saya tidak merasakan satu pun perasaan itu. Ya masih sedikit menyalahkan diri sendiri tentu saja, tapi bukan lagi dalam porsi yang berlebihan. 

Saya sedang sangat suka dengan hidup saya ☺️ alhamdulilah. Saya bisa kuliah, saya bisa menyiapkan sarapan untuk anak dan suami, saya bisa mengantar mereka berangkat sekolah dan kerja, saya bisa pulang sore ndak terlalu malam. Hidup saya rasanya seimbang sekali. 

Ini tadi saya mengingat sepenggal lagu yang entah dinyanyikan oleh siapa:

I wish that I could be like the cool kid.. 

Ndak. Saya ndak berharap menjadi orang yang keren lagi. Saya cuma pengen menikmati dan mensyukuri apa yang saya punya sekarang ☺️



1 comment:

  1. ah sukurlah, fay
    kalaupun ingin menjadi yg terbaik, mungkin jadilah yg terbaik untuk dirimu sendiri

    menjadi kompetitif tak ada salahnya juga, saya pernah mengenal org sekompetitif itu, dan sampai sekarang sepertinya masih tak bisa lepas dari ke-kompetitif-an dirinya walau konsekuensi yg sudah didapatnya bagus sekaligus melelahkan

    tapi yaitulah, konsekuensi, kompetitif artinya mengeluarkan emosi dan tenaga yg luar biasa, ibarat balapan sepeda saat nanjak mendekati finish, jantung dipaksa bekerja melebihi batasnya.. walau sesampai finish dan juara menjadi lega, tapi setelah itu apa?

    tesis temanku meneliti ttg itu AQ, adversity quotient, value seorang utk terus terdepan dan tertinggi, hal yg sukurnya aku tak begitu punya hihi

    selamat menikmati hidup, fay

    ReplyDelete