Sunday 17 January 2021

IS S(HE) THE RIGHT PERSON? : CHOOSING THE RIGHT CELEBRITY ENDORSER

 


Apa itu celebrity endorser?

Shimp (2003:455) menjelaskan bahwa endorser adalah pendukung iklan atau biasa dikenal sebagai bintang iklan yang mendukung produk yang diiklankan. Sedangkan selebriti adalah tokoh (aktor, penghibur atau atlet) yang dikenal karena prestasinya dalam bidang-bidang yang berbeda dari produk yang didukungnya (Shimp, 2003:460). Celebrity endorser adalah iklan yang menggunakan orang atau tokoh terkenal (public figure) dalam mendukung suatu iklan (Shimp, 2003:468). Selain itu, Kotler dan Keller (2009:519) menjelaskan bahwa celebrity endorser merupakan penggunaan narasumber (source) sebagai figur yang menarik atau populerr dalam iklan, hal tersebut merupakan cara yang cukup kreatif untuk menyampaikan pesan agar pesan yang disapaikan dapat memperoleh perhatian yang lebih tinggi serta dapat diingat.

 

Mengapa harus menggunakan celebrity endorser?

Jadi, sebelum bahas mengenai celebrity endorser, perlu dipahami bahwa ilmu pemasaran atau ilmu komunikasi adalah bagian dari ilmu behavioral, dimana kajian utamanya adalah  kajian perilaku, bisa perilaku pembelian, atau perilaku individu secara general. Nah, perilaku individu secara umum dipengaruhi oleh lingkungan eksternal dan lingkungan internalnya.

Lingkungan eksternal terdiri dari stimulus yang berada di luar diri individu, kondisi ekonomi, kondisi politik, teknologi, dan budaya. Sementara lingkungan internal dipengaruhi oleh karakteristik individu itu sendiri, seperti sikap, motivasi, persepsi, keprbadian, gaya hidup, pengetahuan, dan lainnya.

Dari beberapa faktor tsb, beberapa penelitian menunjukkan bahwa sikap adalah entitas penting yang mampu mempengaruhi seseorang untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu. Sikap sendiri didefinisikan sebagai evaluasi positif atau negatif individu atas suatu objek (bisa berupa manusia, kondisi, situasi, apapun). Penelitian menunjukkan bahwa apabila individu memiliki sikap positif terhadap sesuatu, maka individu tsb akan menunjukkan perilaku yang sama. Demikian pula jika individu memiliki sikap negatif terhadap sesuatu, maka perilaku yang ditunjukkannya juga akan mendukung sikap tsb.

 

Nah, lalu di sini apa kaitan antara sikap dan celebrity endorser?

Jadi, seringkali banyak pihak (dan bukan  hanya pemasar) yang menggunakan bantuan pihak lain untuk mendorong 'target market'nya agar memiliki sikap dan perilaku sesuai dengan yang diinginkan si pihak tsb. Misal, seorang pemasar menginginkan target market-nya agar memiliki sikap positif atas produk yang dia tawarkan, sehingga nantinya si target market ini menunjukkan perilaku yang positif pula (pembelian terhadap produk tersebut).

Oleh karena itu, penggunaan celebrity endorser (CE), dipercaya (yang memang sudah sudah diverifikasi oleh beberapa penelitian) mampu meubah sikap bahkan perilaku kelompok target. Dengan kata lain, kelompok yang sebelumnya bersikap netral atau bahkan negatif terhadap produk tertentu, dengan adanya celebrity endorser ini diharapkan mampu berubah menjadi memiliki sikap dan perilaku yang positif. Namun, di sisi lain, penggunaan celebrity endorser  yang tidak tepat juga rentan menimbulkan perubahan sikap dari yang positif menjadi negatif. Dan dampak perubahan sikap ini juga akan signifikan terutama bagi pemasar, karena sikap merupakan salah satu determinan utama perilaku seseorang.

Berangkat dari peran penting celebrity endorser untuk bisa meubah sikap "target pasar", maka penting pula mengetahui, celebrirty endorser seperti apa yang bisa meubah sikap "target" itu tadi. Dalam hal ini tidak semua selebriti bisa menjadi celebrity endorser yang efektif, dan bukan berarti orang biasa tidak bisa menjadi celebrity endorser yang efektif.

Memilih Celebrity Endorser yang Tepat

Proses pemilihan celebrity endorser bisa didasarkan pada beberapa hal. Hal utama dalam pemilihan celebrity endorser supaya pesan yang ingin disampaikan efektif adalah, diadasarkan pada tujuan utama yang ingin dicapai oleh si pemasar. Terkait ini, kita bisa mengacu pada kerangka Kelman berikut ini ya :




1.       Jika menginginkan internalisasi informasi atau pesan (pesan diingat dan dipercaya sebagai pesan yang benar), maka pilihlah celebrity endorser yang memiliki kredibilitas tinggi. Seseorang dianggap kredibel ketika dia memiliki keahlian dan dipercaya oleh target market. Ketika marketer menggunakan celebrity endorser yang memiliki kredibilitas tinggi, maka target audience akan merasa bahwa pesan yang disampaikan adalah pesan yang benar dan bisa dipercaya.

2.       Jika menginginkan target audience untuk mengenali isu atau wacana tertentu, atau tertarik atas sesuatu yang baru, maka kita bisa memilih celebrity endorser yang memiliki tingkat kemenarikan (attractiveness)yang tinggi. Seseorang disebut menarik, tidak hanya dari tampilan fisiknya saja, namun juga dari gaya hidupnya, intelektualitasnya, kepribadiannya, dll. Penggunaan celebrity endorser yang memiliki tingkat attractiveness yang tinggi dapat memberikan “rasa suka, familiaritas (familiarity), serta perasaan memiliki sesuatu yang sama (similarity) dengan yang dimiliki oleh celebrity endorser. Hasil yang timbul dari penggunaan celebrity endorser yang memiliki tingkat kemenarikan yang tinggi adalah daya persuasinya, dimana target audience akan menganggap bahwa pesan yang disampaikan adalah merupakan isu yang menarik. Contoh, Adidas dan Nike memilih Jennifer Bachdim dan Andrea Dian sebagai endorser untuk menunjukkan gaya hidup sehat. 

3.       Jika menginginkan target audience mematuhi pesan yang dikirimkan pemasar, maka seorang marketer bisa memilih seseorang yang memiliki kuasa, atau memiliki kewenangan lebih dibanding target audience tersebut. Contoh, kampanye vaksinasi yang dilakukan Presiden.

Secara singkatnya, pemilihan celebrity endorser didasarkan pada hasil yang diinginkan, dapat dilakukan dengan pendekatan TEARS (trustworthy, expertise, attractiveness, respect, similarity)


Nah, lalu dengan kejadian yang sempat rame kemarin gimana?

https://www.liputan6.com/health/read/4456022/jokowi-hingga-raffi-ahmad-berikut-daftar-nama-penerima-vaksin-sinovac-pagi-ini

Kalau kita melihat dari perspektif komunikasi dan pemasaran seperti yang telah disampaikan di atas, tentu keberanian Pak Jokowi, Gubernur, serta pihak lain akan dianggap mampu membuat rakyat patuh dan mengikuti himbauan untuk divaksin.

Namun, pemilihan Raffi Ahmad dan “kelalaian” yang dilakukan paska menerima vaksin, memang tentu saja menimbulkan pertanyaan. Jadi, golongan siapa yang diwakili oleh Raffi Achmad dan rekan-rekan selebritas lainnya. Dan apakah itu akan efektif?

 Tentu saja itu adalah pertanyaan yang sulit dijawab. Kunci ilmu komunikasi adalah memahami komunikatornya, resipiennya, pesan yg disampaikan, lewat media apa, serta kemungkinan noise yg timbul saat pesan disampaikan. Concern thd hal inilah yg akan membuat komunikasi menjadi efektif. Sekarang, tinggal bagaimana pemerintah kita melihat "segmen masyarakat Indonesia" 👩 Itulah yang menjadi salah satu landasan penggunaan celebrity endorser termasuk untuk mendukung program vaksinasi massal. 


PERTIMBANGAN LAIN DALAM MEMILIH CELEBRITY ENDORSER

Melengkapi pernyataan di atas, selain faktor yang telah disampaikan sebelumnya, ada faktor-faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam memilih celebrity endorser, yaitu :

1.       Kesesuaian celebrity endorser dan audiens

2.       Kesesuaian celebrity endorser dan merek

3.       Kredibilitas celebrity endorser

4.       Daya tarik celebrity endorser

5.       Pertimbangan biaya

6.       Faktor kemudahan atau kesulitan bekerja

7.       Faktor kejenuhan

8.       Faktor masalah

0 comments:

Post a Comment